Potret Kampung Tertua Foramadiahi di Ternate
ANTARA FOTO/Andri Saputra - detikTravel
Minggu, 22 Okt 2023 12:03 WIB
Ternate - Kampung Foramadiahi terletak di puncak bagian selatan Gunung Gamalama. Kampung ini merupakan salah satu kampung tertua di Kota Ternate.
TRIBUNTERNATE.COM, TERNATE - Suporter di Kota Ternate, Maluku Utara bersiap lakukan nonton bareng (Nobar) Madura United vs Malut United.
Laga Madura United vs Malut United tersaji di Stadion Gelora Bangkalan, Madura, Sabtu (10/8/2024) pukul 15:30 WIB.
Salah satu kelompok suporter yang lakukan Nobar adalah Ikatan Suporter Malut United atau KansMU.
Kepada TribunTernate.com, Koordinator KansMU, Fitrah A Kadir, mengatakan, lokasi Nobar akan berlangsung di kawasan Kelurahan Kampung Pisang, Ternate Tengah.
Baca juga: Jadwal Kapal Ternate ke Bitung dengan KM Labobar Berangkat 18 Agustus 2024, Beli Tiket di Sini
Dikatakan, dukungan terhadap Malut United akan terus mengalir dari Kota Ternate.
"Kami warga Kota Ternate, terkhusus warga Kelurahan Kampung Pisang selalu support Malut United, "tegasnya.
Lanjutnya, pada Nobar nanti ada kuis berhadiah dan live drum band. Konsep Nobar ini dikemas KansMU dengan sangat meriah.
Baca juga: Liga 1, Lawan Madura United, Imran Nahumarury: Malut United Tetap Waspada Namun Rispek
Sehingga berasa seperti pengemar ada di dalam lapangan dan menyaksikan pertandingan secara langsung.
Olehnya itu ia optimis jika anak asuh Imran Nahumarury bisa mencuri poin penuh dari markas Madura United.
"Jika dilihat dari materi pemain yang ada saat ini, kami optimis Malut United bisa menang, "tegasnya optimis. (*)
Pantau.com - Pesta olahraga disabilitas terbesar di Asia yang berlangsung di Jakarta, 6-13 Oktober 2018 menjadi perhatian tersendiri bagi para penyandang disabilitas yang ada di Tanah Air. Hal itu dirasakan oleh salah satu penyandang disabilitas, Risal Anssor yang datang langsung dari Ternate, Maluku Utara.
Asian Para Games 2018 tak hanya sekadar menyaksikan sebuah kompetisi belaka. Namun event ini memberikan banyak pelajaran dan juga inspirasi bagi masyarakat.
Risal mengatakan bahwa Asian Para Games 2018 sangat disayangkan jika harus dilewatkan begitu saja. Sebab, ini adalah penyelenggaraan terbesar dan Indonesia sendiri menjadi tuan rumahnya sehingga dirinya ingin melihat secara langsung.
Memang dengan diadakannya event olahraga disabilitas terbesar di Asia ini memberikan dampak. Di mana Indonesia mampu menjadi tempat yang ramah bagi kaum disabilitas, baik dari segi fasilitas hingga orang-orangnya. Bahkan Risal datang langsung dari Ternate, dari tanggal 6 Oktober di mana begitu ingin menyaksikan event bersejarah tersebut.
"Datang dari tanggal 6 sudah datang dari ternante Maluku Utara, hingga tanggal 13 Oktober dan saya akan pulang tanggal 14 Oktober. Iya nanti sampai closing saya di sini, saya bakalan masuk, karena dapat tiket untuk masuk dapat dari Kemensos, karena saya juga Ketua lembaga sosialnya di Ternate, dengan 83 penyandang disabilitas," ujar Risal Anssor kepada Pantau.com di Kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta, Jumat (12/10/2018).
Baca Juga: Kisah di Balik Remaja Tunanetra yang Menyanyikan Lagu 'Song of Victory'
Risal yang juga merupakan guru musik ini mengaku sudah menyaksikan semua pertandingan yang ada di seluruh kawasan Gelora Bung Karno, Jakarta. Dengan mendorong kursi roda dari pintu 10 menuju ke zona Inspirasi, ia menceritakan bahwa pria 41 tahun itu keliling dengan menggunakan kursi roda dari venue satu menuju venue yang lainnya.
Ketika ditanya ada transportasi khusus disabilitas, ia mengungkapkan bahwa ia ingin melihat dan merasakan kawasan ramah disabilitas yang ada, karena ketika di Ternate ia hanya pergi menggunakan motor roda tiga.
Dari pengalaman yang dirasakan, Risal mengakui Jakarta sudah cukup ramah bagi disabilitas. Ia juga mengatakan sudah ke venue yang ada di Kelapa Gading dan Ancol untuk mendukung lansung para atlet yang sedang bertanding, sayangnya ia tak sempat ke Velodrome untuk menyaksikan balapan sepeda.
"Saya sudah nonton semua cabang olahraga yang di Gelora Bung Karno, yang di sini dari 3 hari yang lalu, kemarin ke Kelapa Gading dan Ancol. Pengennya ke sepeda juga tapi jauh," pungkasnya.
TRIBUNTERNATE.COM - Sultan Mahmud Badaruddin II merupakan pahlawan nasional, dengan nama asli Raden Hasan, merupakan Sultan Palembang yang dimakzulkan di Ternate hingga wafat dan dikebumikan di Ternate, Maluku Utara.
Pantauan Tribunternate.com Senin, (18/7/2022). Makam Sultan Mahmud Badaruddin II berada di Pekuburan Islam, Kelurahan Makassar Barat, Ternate Tengah, Maluku Utara.
Dalam bangunan tersebut, terdapat tiga makam berdekatan. Makam Sultan Mahmud Badaruddin II sendiri berada di tengah. Menariknya, ada puluhan kuburan berderet yang merupakan kuburan keluarga dan kerabat serta pengikut.
Sekilas, perjalan Sultan Mahmud Badaruddin II bisa terlihat dengan jelas, pada sebuah prasasti yang berada di lokasi makam.
Baca juga: Adu Mulut Berujung Pengeroyokan, Tiga Pemuda di Ternate Dilaporkan ke Polisi
Pada prasasti itu menjelaskan, Sultan Mahmud Badaruddin II lahir di Palembang 1 rajab 1181 Hijriyah/1767 Masehi, dan dinobatkan sebagai Sultan Palembang Darussalam pada 4 April 1803.
Dimakzulkan ke Ternate pada Juli 1821 Masehi, wafat di Ternate pada 14 Syafar 1269 Hijriyah, bertepatan dengan tanggal 26 November 1852 Masehi.
Kepala Litbang Jaringan Kota Pusaka Indonesia (JKPI) Rinto Taib, mengatakan beberapa poin penting yang perlu kita tanamkan dalam hati sanubari dan perspektif kita, sebagai generasi muda akan eksistensi keberadaan makam Sultan Mahmud Badaruddin II di Ternate.
"Spirit juang seorang pejuang dan pahlawan nasional, dalam melawan penindasan dan penjajahan serta ketidakadilan. Etos kepahlawanan dan kejuangan ini kita tafsirkan ulang sesuai perkembangan zaman di masa kini, yang tentu berbeda dengan era kolonialisme di masa lalu, yakni merevitalisasi nilai-nilai historis tersebut, "katanya.
Selain itu, ia mengatakan bahwa sebagai generasi muda Maluku Utara kita bangga bahwa negerinya, menjadi pilihan seorang Sultan melayu dalam hingga tutup usianya.
"Bahkan adanya wasiat untuk tidak dipindahkan ke negeri asalnya Palembang, Sumatera Selatan sungguh sebuah pelajaran tentang ikatan emosional antara Palembang dan Ternate. Yang begitu kuat dan mendalam, ini soal ikatan batin yang hanya bisa dirasakan sehingga jalinan hubungan emosional seperti ini, patut dipertahankan dan dipelihara" jelasnya.
Dikatakan, bahwa dekatnya hubungan emosional tersebut turut berlanjut ke hubungan genetis, dimana adanya ikatan perkawinan dan hubungan kekerabatan, yang terjalin erat hingga kini di Maluku Utara.
"Secara akademik, hal ini memberi peluang kepada kita sebagai generasi muda untuk memikirkan dan melakukan riset keilmuan, dalam ragam tema tentang dimensi kesejarahan dan relasi sosial kultural, antara etnisitas dan basis keagamaan yang melatari diplomasi politik antara Kesultanan Melayu dan Moloku Kie Raha sejak era kolonial."
"Untuk mewujudkan, maka dapat dilakukan oleh kalangan akademisi dalam hal riset keilmuan baik secara mandiri (swadaya) oleh generasi muda, maupun secara institusi oleh perguruan tinggi lokal maupun jejaring bersama, lintas perguruan tinggi khususnya dalam tema-tema terbatas tentang Kesultanan Melayu dan Keagamaan (Islam), atau tematik kebudayaan maupun tematik lainnya yang lebih luas, "jelasnya.
Rina salah seorang penjaga makam mengaku, sudah setahun dirinya menjaga makam tersebut dan digaji Rp 700 ribu per bulan, oleh Kementrian Sosial RI.
"Sudah satu tahun saya jaga makam, dan setiap bulannya saya digaji oleh Kemensos RI sebesar Rp 700 ribu, "ungkapnya.
Selama setahun menjaga makam tersebut, kebanyakan yang berkunjung merupakan pendatang dari Pulau Jawa.
Baca juga: Pemkab dan DPRD Pulau Morotai Komit Selesaikan Tuntutan Warga Tiga Desa
"Kebanyakan yang datang disini orang dari Jawa, terutama dari Palembang kalau mereka datang kesini, pasti mereka cari makam Sultan Mahmud Badarudin II, "ungkapnya.
Dirinya mengaku, untuk menjaga makam tersebut, setiap harinya, harus dibersihkan dan setiap pagi harus menaikan bendera dan sore hari harus turunkan lagi bendera.
"Tiap hari saya naikan bendera kemudian sorenya harus diturunkan, kemudian bersihkan makam, ada tamu yang datang saya antarkan, "pungkasnya. (*)
Cuộc đấu tranh của dân tộc Indonesia - Ứng dụng này chứa tài liệu lịch sử kể câu chuyện về những anh hùng đã chiến đấu cho dân tộc Indonesia. Tư liệu được trình bày dưới dạng bản đồ, giúp người dùng dễ dàng biết được vị trí đấu tranh của người anh hùng. Ngoài ra còn có các trò chơi giáo dục gồm 3 cấp độ trò chơi: - Tìm địa điểm - Tôi là ai? - Chụp và trả lời
Lần cập nhật gần đây nhất