Pancaran Cahaya Matahari Disebut

Jangan melihat ke matahari terlalu lama

Melihat matahari secara langsung bisa merusak mata, meskipun melalui viewfinder optik. Pastikan Anda tidak melihat matahari terlalu lama.

Itulah semua bekal Anda—konsep utama dan sejumlah saran mengenai cara mengambil foto matahari dengan efek starburst yang mempertegas intensitas sinarnya. Seberapa tegas titik starburst yang muncul serta jumlahnya, bergantung pada lensa Anda, tetapi untuk saat ini, ambil yang mudah saja, yaitu hanya menggunakan f-number yang sebesar mungkin. Anda juga dapat menciptakan efek starburst dari sumber cahaya dalam bentangan malam.

Lensa favorit yang saya gunakan untuk efek semacam itu adalah EF16-35mm f/2.8L II USM. Lensa ini memberi saya efek starburst yang cantik dari sekitar f/8 dan selanjutnya, yang memungkinkan banyak ruang untuk bereksperimen apabila saya mengambil foto matahari. Kedua foto di bawah dibidik pada f/13 dengan lensa EF16-35mm f/2.8L II USM.

EOS 5D Mark III/ f/13/ 1/500 det./ ISO 100

EOS 5D Mark III/ f/13/ 10 det./ ISO 200

Kesimpulannya, meskipun fotografi cahaya latar mungkin terkesan sulit karena cukup menantang untuk mendapatkan pencahayaan yang tepat, namun saya berharap semoga panduan ini untuk memperoleh efek starburst akan menunjukkan, bahwa Anda tetap masih bisa merasa asyik dengan eksperimen ini!

Anda bisa menciptakan efek starburst dengan lampu kilat eksternal, tetesan air dan juga lensa makro! Klik di sini untuk mengetahui caranya: Teknik Lensa Makro: Secara Cemerlang Menangkap Kilauan dalam Tetesan Air

Untuk saran dan tutorial lebih lanjut mengenai cara memanfaatkan efek cahaya latar, bacalah artikel berikut ini: 4 Langkah untuk Menangkap Potret Wajah Berpenampilan Lembut dan Membuai Teknik Lensa Telefoto: Menciptakan Beberapa Lapisan

Menerima pembaruan termutakhir tentang berita, saran dan kiat fotografi dengan mendaftar pada kami!

Cek Fakta Liputan6.com menelusuri klaim bumi mengalami radiasi pancaran paling tinggi cahaya kosmik, penelusuran mengarah pada artikel berjudul "Heboh Cahaya Radiasi Kosmik yang Bahayakan Tubuh, Ini Kata Lapan" yang dimuat situs Liputan6.com, pada 18 Mei 2017.

Artikel situs Liputan6.com menyebutkan, beredar broadcast message yang membahas adanya cahaya radiasi malam ini. Melalui pesan berantai itu, disebutkan bahwa radiasi kosmik dapat membahayakan tubuh.

Para penerima pesan diimbau untuk mematikan ponsel, tablet, laptop, dan perangkat elektronik lain dari jam 00.30-03.30 dini hari. Pasalnya, saat itu bumi menerima radiasi paling tinggi.

Bahkan pesan itu menyebut bahwa ancaman radiasi kosmik tersebut telah disiarkan di televisi Singapura, Badan Antariksa Amerika Serikat atau NASA, dan juga media asing asal Inggris BBC.

Pesan berantai itu ditangkis kebenarannya oleh Thomas Djamaluddin saat menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan).

"Itu hoaks lama yang didaur ulang. Kalau ada yang aneh-aneh patut diduga hoaks. Buang saja," ujar Thomas kepada Liputan6.com melalui pesan singkat pada Kamis (19/5/2017)

Dari penelusuran singkat Liputan6.com ke sejumlah situs berita, pesan berantai yang sama sebelumnya pernah membuat heboh pada 2011 dan 2016. Pesan serupa juga pernah tersebar pada 2012. Saat itu disebutkan bahwa sinar kosmik Mars akan memasuki Bumi dan meledakkan semua telepon seluler.

Lalu, apakah sebenarnya radiasi kosmik itu dan berbahaya kah bagi manusia?

Menurut Thomas, radiasi kosmik merupakan radiasi berbagai panjang gelombang dari luar bumi. Meski radiasi itu sebenarnya ada setiap saat, terlalu kecil untuk berdampak bagi bumi.

Dilansir dari Pyhslink.com, radiasi kosmik biasanya merujuk pada radiasi dengan gelombang mikro kosmik, yang mengandung energi foton sangat rendah. Foton adalah partikel elementer yang membawa radiasi elektromagnetik, seperti cahaya, gelombang radio, dan Sinar-X.

Foton dengan energi dan panjang gelombang yang berbeda, tercipta dari benda-benda angkasa luar, seperti matahari, bintang, ledakan sinar gamma. Benda-benda tersebut juga menghasilkan partikel berenergi tinggi, seperti elektron, proton, dan anti-proton.

Meski partikel berenergi lebih tinggi itu berpotensi berbahaya, sebagian besar partikel tidak pernah sampai ke bumi. Mereka dibelokkan oleh lapisan medan magnet bumi.

Gunakan negative exposure compensation (kompensasi pencahayaan negatif)

Matahari sangat benderang, jadi Anda bisa memperkirakan blowout, khususnya di bagian pusat. Malahan, di bawah pengaturan normal, titik starburst mungkin juga di-blow out. Untuk mencegah hal itu dan membuat matahari tampak bersinar lebih cemerlang dalam foto, tetapkan exposure compensation ke nilai negatif. EV-2 atau -3 semestinya bisa digunakan.

EOS 5D Mark II/ f/22/ 1/1250 det./ ISO 200 Terapkan lebih banyak lagi exposure compensation negatif dan pada akhirnya Anda akan mendapatkan foto siluet yang bahkan menghasilkan efek yang cukup keren. (Inilah artikel mengenai cara menangkap bidikan siluet dengan latar belakang sang surya, menggunakan lensa telefoto.) Terdapat 18 titik starburst di sini, yang berarti, ini diambil dengan lensa yang memiliki 9 bilah aperture.

Upayakan untuk membidik pada hari yang cerah dan cuacanya baik

Awan yang menutupi matahari atau halimun di atmosfer akan menyebabkan cahaya matahari tersebar, sehingga efek yang dihasilkan tidak terlihat jernih dan intens. Sebaiknya, upayakan efek starburst pada matahari saat langit tampak jernih dan biru.

Selain itu, sumber cahaya yang semakin terkonsentrasi (misalnya, cahaya tampak lebih mendekati sebagai titik intens tunggal), efek starburst-nya akan semakin intens. Dengan memblokir sedikit cahaya dari matahari sedemikian rupa, maka, cahaya seakan muncul dari bayangan benda lain (seperti pada contoh di bawah), sehingga Anda akan mendapatkan hasil dramatis yang memukau!

EOS 5D Mark II/ f/16/ 1/1000 det./ ISO 160

Pada foto berikutnya, matahari berkilau menembus celah-celah pada gerbang kuil torii. Jika kondisi pemotretan bagus, Anda seyogianya bisa memperoleh efek starburst dengan intensitas yang sama. Foto ini sama sekali belum diedit.

EOS 5D Mark II/ f/22/ 1/15 det./ ISO 800

BANGKAPOS.COM - Saat ini di media sosial sedang beredar pesan berantai yang bernarasikan tentang pancaran cahaya cosmic malam ini dan bahayanya.

Benar atau hoax pesan tersebut? Setelah dicek, faktanya pesan mengenai pancaran cahaya cosmic malam ini dan bahayanya tersebut adalah hoax.

Adapun pesan berantai tersebut berbunyi :

"Malam ini antara jam 00.30 pagi hingga 03.30 pagi pastikan off HP, laptop dan lain-lain dan jauhkan dari badan anda. TV Singapore telah mengumumkan berita tersebut. Tolong beritahu keluarga dan sahabat-sahabat anda. Malam ini antara jam 00.30 pagi hingga 03.30 pagi bumi kita akan menghadapi radiasi yang paling tinggi.

Pancaran cahaya Cosmic akan melintasi dekat dengan bumi. Oleh itu off HP dan lain-lain dan jauhkan dari badan anda sebab akan menyebabkan kita mendapat efek radiasi yang berbahaya....

Boleh lihat di Google dan NASA dan berita BBC. Bagikan pesan ini kepada orang-orang lain yang penting bagi keluarga, teman, sahabat, dan juga anak-istri anda. Anda boleh menyelamatkan nyawa banyak orang dengan berbuat demikian...Semoga bermanfaat. Amiin..."

Faktanya, pesan bernarasi serupa pernah juga dibagikan pada 2017 dan 2018 silam.

Saat itu, Lapan sudah menyatakan bahwa pesan ini hoaks.

Dikutip dari Serambi News dan Pos Belitung, pesan berantai WhatsApp ini seringkali muncul ketika ada fenomena alam gerhana.

Seperti yang terjadi di tahun 2017 lalu.

Tribunsumsel.com mengonfirmasi ke Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN), Jasyanto menegaskan informasi berantai yang tersebar melalui watshapp.

Soal mematikan alat elektronik sehubungan radiasi tinggi malam ini adalah hoax atau tidak benar.

Hal itu dijawab Jasyanto melalui pesan singkat whatshapp dari Tribunsumsel.com, Senin (16/10/2017).

"Itu hoax, tidak benar," jawabnya singkat.

Penjelasan:Beredar sebuah informasi yang mengeklaim bumi mengalami radiasi pancaran cahaya kosmik. Dikatakan juga antara jam 00.30 pagi hingga 03.30 pagi bumi akan menghadapi radiasi paling tinggi. Pesan tersebut juga mengimbau untuk mematikan ponsel, laptop, dan perangkat elektronik lain karena dapat terkena efek radiasi yang membahayakan tubuh.

Faktanya, klaim bumi mengalami radiasi pancaran paling tinggi cahaya kosmik merupakan klaim yang keliru. Dikutip dari liputan6.com, pesan berantai yang sama pernah beredar pada 2011, 2012, dan 2016. Saat itu disebutkan sinar kosmik Mars akan masuk ke Bumi. Thomas Djamaluddin saat menjabat sebagai Kepala Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) menyatakan bahwa informasi tersebut adalah hoaks lama yang didaur ulang. Lebih lanjut, ia menjelaskan radiasi kosmik merupakan radiasi berbagai panjang dari luar bumi. Radiasi itu ada setiap saat dan terlalu kecil untuk berdampak bagi bumi.

Sumber:https://www.liputan6.com/cek-fakta/read/5592217/cek-fakta-tidak-benar-bumi-alami-radiasi-pancaran-paling-tinggi-cahaya-kosmik?page=3

Kehadiran matahari dalam foto akan menggiring ke cahaya latar, tetapi hal ini serta-merta merupakan sesuatu yang harus Anda hindari, dengan cara apa pun! Dalam artikel ini, kita akan belajar sebagian saran dan pengaturan kamera untuk menyusun komposisi foto yang memukau, memperlihatkan sinar matahari yang sangat benderang diubah menjadi semburat cahaya (juga dikenal sebagai efek “sun flare”. (Dilaporkan oleh: studio9)

EOS 5D Mark II/ f/22/ 1/1250 det./ ISO 200

Konsep utama 2: Keterkaitan antara jumlah sinar starburst dan lensa Anda

Jumlah "titik" yang dimiliki oleh efek starburst (misalnya, jumlah sinar cahaya yang meluas dari sumbernya) bergantung pada jumlah bilah aperture pada diafragma aperture lensa.

Bilah aperture dibuka dan ditutup untuk menyesuaikan jumlah cahaya yang memasuki lensa, dan ini biasanya kita sebut "aperture". Jumlah bilah aperture yang genap menghasilkan jumlah titik starburst yang sama, sedangkan jumlah bilah yang ganjil menghasilkan dua kali lipat jumlah titik starburst.

Pada foto di atas, terdapat 8 titik starburst, yang mengindikasikan bahwa lensa yang digunakan memiliki 8 bilah aperture. Jika menggunakan lensa yang memiliki 7 bilah aperture, maka akan terdapat 7x2=14 titik starburst. Jadi, jika Anda memang mementingkan soal jumlah titik yang dimiliki starburst, perhatikan lebih cermat pada spesifikasi teknis untuk lensa Anda—jumlah bilah aperture seyogianya diindikasikan pada katalog resmi serta situs web produsen.

Konsep utama 1: Semakin kecil f-number, semakin intens efek starburst

Hal yang penting untuk mendapatkan efek starburst yaitu pengaturan aperture. Gambar pertama diambil pada f/5.0 sedangkan yang kedua, diambil pada f/22. Hanya itu saja perbedaannya. Jadi, apabila menyangkut soal sumber cahaya, seperti matahari, f-number yang lebih besar (aperture lebih kecil) akan membuat sinar cahaya yang meluas hingga keluar dari sumbernya, dan akan lebih panjang serta lebih menonjol.

Gunakan mode Aperture-priority (Av)

Anda harus menyesuaikan pengaturan aperture. Tetapkan mode shooting (pemotretan) ke mode Aperture-priority (Av). Selanjutnya, putar dial dan tetapkan f-number yang sebesar mungkin pada kamera Anda. Ini berbeda dari lensa ke lensa, tetapi seharusnya Anda bisa menetapkannya, setidak-tidaknya ke f/22. Dan itu saja, selesai!

Pastikan lensa Anda bersih

Apabila membidik dengan menggunakan aperture sempit, kotoran dan corengan pada lensa akan terlihat jelas pada gambar yang dihasilkan. Noda-noda tersebut bahkan akan lebih jelas apabila Anda menambahkan matahari ke dalam perbandingan, karena cahaya dari matahari akan memantul dari kotoran.

Perhatikan lagi foto dengan menggunakan cermin. Apakah Anda melihat tanda terang dekat starburst? Tanda-tanda tersebut sesungguhnya disebabkan oleh kotoran pada lensa. Untuk mencegah noda semacam itu pada foto Anda, pastikan permukaan lensa bersih.

saran untuk menciptakan efek starburst dengan matahari

Cahaya latar dari matahari dapat dimanfaatkan untuk menciptakan efek yang memukau!

Mari kita lihat dua foto di bawah ini. Keduanya adalah figur Gundam raksasa di Odaiba, Tokyo, dibidik dalam cahaya latar dengan efek siluet ringan, dan matahari disertakan sebagai aksen. Figur ini juga difoto dengan sudut pandang yang kurang-lebih sama. Manakah yang meninggalkan kesan lebih dalam bagi Anda?

EOS 5D Mark II/ f/5,0/ 1/8000 det./ ISO 100

EOS 5D Mark II/ f/22/ 1/320 det./ ISO 100 Meskipun matahari sudah difoto dengan efek starburst (semburat cahaya) pada kedua gambar, namun cahayanya tampak lebih intens pada gambar kedua, yang secara jelas menegaskan sinar cahayanya. Anda juga bisa mendapatkan efek yang sama - lanjutkan baca untuk mengetahui caranya!